Jumat, 28 Juni 2013

Jangan Membenci melainkan Mengasihi

Pembicara: Pdt. David

Yohanes 3:16
        Karena begitu kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal

Kasih Allah sudah terbukti dan teruji oleh waktu, kasih Allah sungguh nyata bagi setiap orang yang sungguh – sungguh percaya dan setia kepada-Nya. Kasih Allah telah ditunjuk-kan ketika Ia mengutus anak-Nya yang tunggal untuk mati bagi manusia yang berdosa, sehingga yang bagi yang mau percaya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal (Roma 5:6-8).

Kasih Allah memang sungguh benar nyata bagi saudara dan saya, namun firman Tuhan juga mengatakan dan mengajarkan, bahwa marilah kita saling mengasihi sebab Allah adalah kasih dan  sebagaimana yang telah Tuhan tunjukan kepada kita (1 Yoh 4:7-10).

Sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri, demikianlah kita juga mengasihi orang lain, jangan ada benci, jangan dendam dan janganlah menuntut balas, sebab firman Tuhan mengajarkan demikian, yaitu kasihilah sesamamu manusia seperti diri sendiri (Imamat 19:17-19).

Janganlah ada benci, sebab Allah tidak menghendaki demikian, sebab menurut firman Tuhan dalam 1 Yoh 2:9-11, yaitu bahwa jika seseorang membenci yang lain, maka orang itu masih ada dalam kegelapan, dan barangsiapa mengasihi ia  hidup dalam terang. Sebab kasih adalah benih yang berasal dari pada Allah sendiri, namun benci adalah benih yang tidak berasal dari Allah, sehingga barangsiapa dalam dirinya terdapat benih daripada Allah maka ia  adalah anak – anak Allah, sebab barangsiapa berasal dari Allah, maka tidak akan berbuat dosa lagi (1 Yoh 3:6-9).

Jadi hendaklah kasih Allah tetap terus bersama saudara dan saya, serta marilah kita berbuat kasih, sebab kasih tidak akan berakhir dan menutupi segala sesuatu,        1 Kor 13:4-7.


.





Di Luar Tuhan Kamu Tidak Dapat Berbuat Apa - Apa


Pembicara: Pdt. Keintjem

Yohanes 15:5
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Hidup di dalam Yesus adalah hidup yang berkelimpahan, namun di luar dari pada Tuhan adalah kebalikanya. Tuhan Yesus berfirman bahwa didalam kehidupan ini harus berbuah, dan semakin berbuah dari hari ke hari, karena setiap orang mengenal sebuah pohon dari buah – buah yang dihasilkannya.
Salah satu dari buah itu adalah kasih, Tuhan Yesus janganlah tinggalkan kasih setia, kalungkanlah pada lehermu dan tuliskan itu dalam loh hatimu. 
Benar adanya jika diluar Yesus maka kita tidak bisa apa – apa, namun jika ada di dalam Tuhan maka kita bisa berbuah banyak, dari sekian banyak contoh yang terdapat dalam Alkitab salah satunya ada Yoh 21:3-13, jika diperhatikan didalam perjalanan para murid Yesus menangkap ikan sepanjang malam dengan segenap kekuatan dan kemampuan yang mereka punya, tidak satupun ikan yang mreka tangkap (Yoh 21:3). Hingga akhirnya ketika hari mulai siang Yesus datang kepada mereka dan bertanya adakah lauk pauk padamu? Jawab mereka tidak ada (Yoh 21:4-5). Kemudian Yesus berkata tebarkanlah jalamu disebelah kanan dan mereka melalukanya, kemudian dalam sekejap mereka berhasil menangkap ikan (Yoh 21:6). Kemudian ketika mereka merapat ke darat dan sehabisnya mereka bekerja, di darat itu ada roti dan ikan di atas api arang kemudian makan sarapan bersama (Yoh21:7-13).
Terkadang didalam menjalani kehidupan, mungkin ketika kita sudah berusaha dengan segenap kekuatan dan kemampuan yang kita punya namun tidak menghasilkan apapun dan berbuah kekecewaan. Hal ini juga pernah dialami oleh murid Yesus pada peristiwa diatas.
Ingatlah saudara Yesus tetap memperhatikan saudara dan bagi Yesus tidak pernah ada kata terlambat dan mustahil. Hal itu telah dibuktikannya ketika Yesus menolong pada hari mulai siang, bukannya pada waktu malam hari disaat ikan-ikan sedang naik keatas dan sesudah mereka lelah bekerja Tuhan memberikan roti dan ikan untuk mereka sarapan. 
Tetapi saudara – saudara berkat Tuhan tidak akan kita rasakan jika kita tidak melaksanakan apa yang Tuhan perintahkan, seperti yang sudah dilakukan pada kisah diatas. Disaat para murid-murid melaksanakan apa yang Tuhan mau, mereka mendapatkan apa yang Tuhan janjikan.
Jadi saudara – saudara disaat sudah segala apa yang sudah kita lakukan dengan segenap kemampuan yang kita lakukan namun tidak berhasil, dan berbuah kekecewaan. Ingatlah Yesus (Yes 41:10), Ingatlah bahwa Yesus masih sanggup dan bagi Yesus tidak ada kata terlambat untuk menolong, janganlah kebawa nafsu sebab Tuhan memberkati umat-Nya itu seperti pada waktu tidur (Mzm127:1-2), artinya adalah disaat kita menyerahkan apapun yang menjadi perkara kita dan kita tidak memikirkan lagi, nantinya bagaimana, s’bab kita sudah menyerahkan kepada Tuhan serta kita cukup lakukan apa yang Tuhan perintahkan, sebab didalam Tuhan ada kemenangan,berkat dan pertolongan serta umur panjang, kekayaan dan kehormatan (amsl 3:16). Serta keselamatan hanya diberikan oleh Yesus (Kis 4:12).























Membangun Keluarga yang Berkenan diHadapan Tuhan

Pembicara: Bpk. Chandra   

        Keluarga adalah sarana dalam Tuhan memberkati manusia. Melalui keluarga akan terasa suasana seperti suasana Surgawi. Tujuan Tuhan membentuk sebuah keluarga bukanlah hanya untuk pelampiasan nafsu daging semata, tetapi tujuan Tuhan membangun sebuah keluarga agar kasih Yesus itu menjadi nyata dan dapat dirasakan dalam sebuah keluarga.

Awalnya Tuhan membentuk sebuah keluarga adalah untuk memenuhi bumi dan berkuasa atas segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah seperti dalam firman Tuhan kejadian 1:27-28. Namun bukan hanya itu saja, melainkan supaya suasana Surgawi terasa dalam sebuah keluarga. Tentu saja akan terjadi jika keluarga yang dibangun itu berkenan dihadapan Allah.

Untuk membangun sebuah keluarga yang berkenan dihadapan Tuhan adalah harus dilandasi oleh Tuhan dan Kasih. Sesuai dengan firman Allah dalam mazmur 127:1 bahwa Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia – sialah usaha orang yang membangunnya…

Berikutnya adalah dilandasi dengan kasih, kasih itu adalah suatu ikatan yang mempersatukan dan kasih itu sabar, murah hati,  tidak cemburu, tidak sombong dan sebagainya serta menutupi segala sesuatu. (1 Kor 13:4-7).

Sama seperti yang pernah dibahas sebelumnya tentang keluarga dimana setiap anggota dalam keluarga tersebut memiliki peran dan kewajibannya masing – masing, baik itu suami, istri maupun setiap anak – anak yang ada.

Bagi para suami, kasihilah istrimu seperti dirinya sendiri dan tidak boleh berlaku kasar (kol 3:19 & Efesus 5:28), memenuhi kewajibannya sebagai suami (1 Kor 7:3), dan jangan menyakiti hati anak melainkan didiklah didalam Tuhan (Kol 3:21 & Efesus 6:4).

Bagi para istri, tunduk kepada suami sebagaimana seharusnya karena suami adalah kepala dalam sebuah keluarga (Kol 3:1, Efesus 5:22-23 & 1 Kor 11:3) dan menjadi penolong bagi kaum pria atau suaminya (Kej 2:18).

Bagi anak – anak, taati atau turuti dan hormati orangtua (Efesus 6:1-3).

Dalam sebuah keluarga haruslah dilandasi dengan kasih, firman Tuhan berkata kasih itu mengampuni, maka dalam sebuah keluarga haruslah bisa saling mengampuni, mengampuni terbatas pada hitungan jari maupun angka, tetapi mengampuni itu tidak terbatas, seperti Bapa di Sorga yang pengampunan-Nya tidak terbatas (Mat 6:12, 18:21-22, Markus 11:25-26).

Sebuah pernikahan atau awal mula dari sebuah dari terbentuknya sebuah keluarga itu adalah kudus dihadapan Allah. Keluarga yang berkenan di hadapan Allah adalah keluarga yang dilandasi oleh Allah atau firman Allah itu sendiri dan kasih didalamnya. Kemudian dalam sebuah keluarga janganlah saling berjauhan, melainkan saling berdekatan, saling mengasihi, dan ambilah waktu untuk berdoa bersama (1 Kor 7:4-5). Agar semua tau bahwa semua itu berasal dari pada Tuhan (Yoh 17:7).