Minggu, 22 November 2015

Pergunakanlah Waktu yang Ada

Pembicara: Ibu Pdt Keintjem

Efesus 5:14-17

14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." 15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, 16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. 17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
.





Setiap hari adalah kesempatan, dan kesempatan itu hanya datang satu kali dan tidak ada kesempatan kedua. Ibarat seorang pelamar kerja yang mendapat panggilan dari tempat dimana ia melamar pekerjaan tersebut maka sang pelamar itu akan mempersiapkan diri dan mempergunakan kesempatan itu dengan sebaik mungkin sebab ia tahu bahwa tidak akan ada kesempatan atau panggilan kedua. Yah mungkin ada kesempatan atau panggilan kedua namun itu sudah terasa tawar, tidak seperti kesempatan atau panggilannya yang pertama.

Karena setiap hari adalah kesempatan dan tidak ada kesempatan yang kedua maka dari itu pergunakanlah waktu – waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Dengan cara memperhatikan bagaimana cara kita hidup. Hiduplah seperti orang arif yang penurut bukan seperti orang bebal. Firman Tuhan dalam Ibrani 11:16 tertulis bahwa dan pergunakanlah waktu yang ada. Hal itu berarti bahwa firman Tuhan mengingatkan kepada kita untuk mempergunakan waktu yang Tuhan dengan baik.

Banyak contoh di Alkitab yang mempergunakan waktu itu seperti sebuah kesempatan, karena ia merasa bahwa waktu itu adalah kesempatan maka ia mempergunakan waktu yang dipunyainya dengan baik, Salah satu contohnya diantaranya adalah Daud.

Daud dalam firman Tuhan 1 Samuel 17:14-17. Dikisahkan Daud ketika berhadapan dengan Goliat. Goliath yang berbadan besar dan kuat mampu dikalahkan oleh Daud yang memiliki badan yang kecil. Secara manusia Daud tidak akan mungkin menang melawan goliath,  Raja Saulpun menyangsikan hal itu. Akan tetapi Daud tahu bahwa Allah menyertai dirinya. Selain itu Daud mempergunakan waktu – waktu yang ia miliki waktu  - waktu yang ada untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi goliath, sehingga pada akhirnya Daud yang hanya bersenjata ketapel dan 5 buah batu yang bulat – bulat dan licin yang dia ambil dari sungai.

Kemudian ada juga kisah mengenai perempuan yang memminyaki kepala Tuhan Yesus. Dalam Markus 14:3-9 dikisahkan ada seorang wanita yang meminyaki kepala Tuhan Yesus dengan minyak. Dalam kisah ini meski tindakannya diprotes oleh orang disekitarnya, namun ia tidak ragu, sebab ia ingin mempersembahkan seseuatu yang berharga bagi Yesus. Ia juga telah mempergunakan waktunya dengan baik sebab disaat Tuhan Yesus sedang berada didekatnya ia segera melakukanya dan tidak menundanya lagi.

Lalu dalam Markus 16: 2-4 mencontohkan juga bagaimana para perempuan yang pagi – pagi benar datang kekubur Yesus dengan tujuan untuk meminyaki tubuh Yesus, memang sempat ada kekuatiran yang hinggap ke pikiran mereka, sebab siapa yang akan menggulingkan batu yang besar yang menutupi kuburan itu bagi mereka. Namun kenyataannya pada saat mereka sampai batu itu sudah terguling sendiri dihadapan mereka.

Saudara ketiga peristiwa diatas adalah contoh bagaimana orang – orang yang mau mempergunakan waktu dengan baik. Saudara dalam kehidupan ini pergunakanlah waktu yang saudara miliki dengan sebaik mungkin, sebab setiap waktu adalah kesempatan, setiap waktu adalah momentum, dan yang namanya kesempatan maka tidak akan datang kesempatan yang kedua. Dalam menjalani hidup ini mungkin rasa kekuatiran akan hinggap dalam pikiran kita seperti yang dialami perempuan itu, terasa hal ini terlalu besar bagi kita seperti ketika Daud yang harus melawan Goliath yang secara manusia tidak mungkin Daud menang, dan kerap kali orang – orang disekitar kita melemahkan kita bukan menguatkan kita seperti perempuan yang memminyaki Yesus.

Namun ketehauilah bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, Allah selalu menyertai kita dalam setiap langkah kita, dan Allah turut bekerja bersama dengan kita untuk mendatangkan kebaikan. Maka dari itu seperti ketiga contoh diatas, pergunakanlah waktu  - waktu yang ada dengan sebaik mungkin, dan jalani saja hingga pada saatnya tiba saudara akan melihat karya Tuhan nyata dalam kehidupan saudara seperti yang dialami perempuan yang mau meminyaki tubuh Yesus melihat batu yang menutupi kuburan itu sudah terguling dengan sendirinya.


Minggu, 01 November 2015

Iman

Pembicara: Pdt David

Ibrani 11:1

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.









Iman adalah dasar dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kelihatan. Firman Tuhan mengenai iman sering dibawakan oleh hamba – hamba Tuhan. Iman memang tidak terlihat wujudnya namun firman Tuhan dalam Ibrani 11:1, iman adalah dasar dan bukti dari segala sesuatu yang belum terlihat wujudnya.

Iman, datang akan pendengaran akan firman Tuhan, Iman haruslah disertai oleh perbuatan, sedangkan  iman yang tidak disertai oleh perbuatan adalah mati. Banyaklah contoh – contoh dalam Alkitab mengenai orang – orang yang memiliki iman yang hidup atau iman yang disertai dengan perbuatan, salah satu contohnya adalah Nuh dan Abraham. Pada saat itu, Nuh mendengar perkataan Tuhan untuk membuat bahtera karena akan datang Air Bah yang akan memusnahkan bumi beserta isinya. Pada saat itu Nuh tidak hanya percaya, melainkan ia melakukannya dan ia membuat bahtera itu. Selanjutnya Abraham, Abraham pada saat ia harus mempersembahkan anaknya sebagai korban persembahan, ia tidak menolak, melainkan juga melakukan seperti apa yang Tuhan katakan (Kej 22:1-12).

Saudara dalam kehidupan ini memang sering kali diperhadapkan dengan ketidak pastian. Ketidak pastian itu membuat seseorang menjadi bimbang dan seperti tidak mempunyai dasar. Salah satu contoh yang tidak pasti adalah masa depan.

Seseorang sering kali berpikir dengan masa depannya seperti apa?. Kerap kali orang berpikir, hari esok seperti apa?. Bisa tidak ya, dilakukan?. Kayanya tidak mungkin ah? Dsb. Beberapa perkataan/pikiriran itulah yang kerap kali timbul dalam pikiran manusia dan hati mereka. Itu adalah wajar karena manusia memang sering gelisah. Namun saudara firman Tuhan berkata pada hari ini bahwa iman adalah dasar, iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak terlihat.

Saudara beberapa perkataan diatas adalah pikiran – pikiran yang tidak mempunyai dasar. Saudara ketahuilah bahwa Tuhan itu sudah mengetahui semua kebutuhan kita, lebih dari apa yang kita tahu mengenai kebutuhan kita, oleh karena Tuhan itu mengenal setiap pribadi lepas pribadi, namun kerap kali kita sebagai manusia kerap kali menggangap bahwa masalah kita atau apa yang sedang kita hadapi jauh lebih besar dari pada Tuhan. Namun jangan takut dan kuatir melainkan mulailah percaya, percaya akan janji Tuhan, dengan percaya berarti kita mulai memiliki iman. Namun sekadar iman tidaklah cukup, melainkan juga harus disertai dengan perbuatan. Ibarat kata, jika seseorang mau membeli sesuatu seperti motor atau mobil saja, tidak cukup hanya dengan doa namun juga harus usaha, seperti bekerja dan mengumpulkan uangnya, namun diluar konteks itulah yang menjadi bagian Tuhan untuk mewujudkannya sehingga menjadi sempurna.


Jadi pada akhirnya saudara – saudara, mulailah memandang Tuhan, pandanglah Tuhan, baca firman-Nya, ingat dan renungkan itu, dengan begitu berarti saudara mulai belajar beriman. Namun untuk menjadikannya nyata, maka diperlukan usaha. Jadi dengan demikian iman yang kita miliki menjadi iman yang hidup. Dan iman yang berkuasa. 

Minggu, 25 Oktober 2015

Gerejaku, Rumahku

Pembicara: Bpk. Chandra

Efesus 2:19-22

19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Gerejaku, rumahku, demikianlah seharusnya. Artinya bahwa gereja kita bisa menjadi rumah kedua bagi kita. Rumah berbeda dengan hotel, karena hotel tidak bisa dimiliki hanya bisa disewa, namun rumah bisa dimiliki. Selain itu di hotel segala sesuatu disediakan secara praktis, cukup memanggil room service, namun dirumah segala sesuatu tidak bisa instans.

Gereja adalah tempat dimana orang – orang benar bersekutu, memuji dan membesarkan Tuhan, mendengarkan firman Tuhan. Maka dari itu sudah seharusnya gereja bisa menjadi rumah kedua karena setiap orang yang berbeda – beda karakter di pertemukan dan disatukan didalam suatu tempat yaitu gereja.

Selain itu mengapa gereja adalah rumah kedua bagi semua orang adalah karena fungsi gereja sama dengan fungsi rumah, dimana fungsi gereja adalah bisa menjadi pusat ketenangan jiwa, sumber energi, penyemangat, cermin, saling melengkapi dan tempat sarana memuji Tuhan.

Fungsi menjadi pusat ketenangan jiwa, sumber energi dan penyemangat adalah sebagai mana ketika seseorang merasa lelah adalah maka ketika orang tersebut kembali dirumah maka ia bisa menenangkan dirinya, melupakan semua persoalannya, dan akhirnya ia siap kembali untuk menghadapi hari esok. Demikian seharusnya gereja ketika seseorang dating ke gereja dengan penuh masalah dan persoalan serta mulai putus asa maka seharusnya ketika ia keluar dari gereja tersebut ia sudah siap kembali menghadapi masalahnya dan persoalanya.

Fungsi cermin dan saling melengkapi adalah sebagaimana dalam keluarga yang terdiri dari seorang bapa, ibu dan anak – anaknya mereka bisa saling mengingatkan dan saling membantu dan menolong serta melengkapi satu dengan yang lainnya, karena memang pada hakekatnya manusia memang tidak sempurna. Demikianlah seharusnya anggota atau seluruh orang yang ada dalam gereja tersebut bisa saling mengingatkan dan membantu serta melengkapi seorang akan yang lain, karena tidak ada satu orangpun yang sempurna, pasti ada kekurangannya dan kelebihannya.

Terakhir adalah sebagai sarana memuji dan membesarkan nama Tuhan. Hal itu sudah pasti karena gereja adalah suatu sarana atau tempat persekutuan.

Selanjutnya supaya gereja bisa memiliki fungsi tersebut maka dibutuhkan suatu perekat, perekat itu adalah komitmen, sebagaimana suatu batu – batu tidak akan bisa bersatu dan membentuk suatu bangunan maka suatu gereja tidak akan bisa menjalankan fungsi tersebut tanpa adanya suatu perekat. Perekat itu adalah komitmen.

Beberapa komitmen tersebut adalah kehadiran, pertumbuhan tanggungjawab, dan aktif melayani bersama. Komitemen pertama adalah kehadiran, dalam hal ini berarti hadir disetiap saat, bukan pada moment – moment tertentu saja. Kedua pertumbuhan, dalam hal ini ada dua pertumbuhan yaitu kualitas dan kuantitas, kualitas berarti berbicara mutu dan kuantitas berarti berbicara masalah jumlah angka. Ketiga adalah tanggung jawab, tanggung jawab bearti mendahulukan Tuhan diatas kepentingan pribadi. Terakhir adalah aktif melayani bersama, aktif melayani bukan berarti haruslah menjadi seorang pendeta atau pembawa firman Tuhan, banyak cara untuk melayani Tuhan, layanilah Tuhan seseuai dengan talenta masing – masing

Hingga pada akhirnya jika memang komitmen ini bisa dilakukan maka bukan tidak mungkin bahwa gereja kita Gereja GPdI Ekklesia Warung Buncit bisa menjadi rumah kedua kita dan saya harap di ulang tahun yang ke 29 tahun ini gereja ini bisa menjadi rumah kedua bagi semua yang membutuhkan.


Minggu, 18 Oktober 2015

Kharisma & Karakter

Pembicara: Bpk. Jusuf


Setiap orang memiliki karakter dan charisma masing – masing. Karakter dan charisma yang dimiliki setiap orang berbeda – beda. Ada karakter yang baik, ada pula karakter yang buruk tergantung dari pribadi orang tersebut. Kemudian jika diibaratkan suatu produk maka charisma adalah bungkusnya atau packingnya dan karakter adalah isi dari produk tersebut.

Ada yang memiliki charisma yang luar biasa namun memiliki karakter yang buruk, namun ada pula yang memiliki charisma dan karakter yang baik, hal itu tergantung dari pribadi orang tersebut. Namun diantara charisma dan karakter yang penting adalah karakter. Maka dari itu mari kita bahas mengenai charisma dan karakter ini.

Charisma adalah pembawaan dari dalam diri seseorang. Charisma seseorang bisa dilihat, namun cendrung lebih bisa dirasakan. Charisma seseorang adalah karunia dari pada Allah yang diberikan kepada manusia (1Korintus 12:11).
Karakter adalah kualitas atau nilai dalam diri seseorang. Lebih mudahnya karakter seseorang tercermin dari pola perilaku kebiasaan dari kehidupannya. Sebab karakter seseorang terbentuk dari perilaku yang dilakukan berulang – ulang, sehingga menjadi kebiasaan dalam hidupnya sehingga menjadi karakter dalam hidupnya. Karakter juga bisa terbentuk dari hasil proses seseorang dari kehidupannya.

Karakter seseorang bisa berubah dari yang baik menjadi buruk ataupun kebalikannya, hal itu tergantung dari mana seseorang mau mengubah karakternya. Seperti yang tertulis diatas bahwa karakter dan charisma adalah penting namun diantara keduanya yang terpenting adalah karakter, hal itu karena karakter menyangkut nilai dan kualitas hidup seseorang. Banyak contoh dimana orang memiliki charisma yang baik namun tidak dengan karakternya. Contohnya adalah Samson dan Raja Salomo.

Siapa yang tidak kenal Samson, Samson adalah orang yang kuat dan tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatannya, tidak ada yang bisa memerintahnya. Namun sayangnya Samson tidak memiliki karakter yang baik. Samson memang kuat secara fisik, kharismanya begitu luar biasa, namun ia lemah dengan perempuan. Hingga akhirnya ia jatuh dan hancur, sehingga akhirnya ia meninggal bunuh diri.

Contoh yang kedua adalah Raja Salomo. Raja Salomo adalah raja yang sangat luar biasa diberkati Tuhan. Raja yang diberkati oleh Tuhan dengan hikmat yang luar biasa, sehingga ia bisa dengan mengambil keputusan dengan mudah. Sehingga tidak ada raja – raja yang menyamainya baik raja – raja yang sebelumnya maupun yang sesudahnya. Namun sayangnya Raja Salomo tidak memiliki karakter yang kuat, karena ia memiliki selir dan gundik yang banyak.


Jadi pada akhirnya karakter dan charisma itu penting, jika charisma adalah pembawaan dirinya, namun karakter adalah isi dari seesorang. Yang terpenting bukan hanya charisma atau pembawaan namun juga isi atau karakter karena karakter yang baik akan mendatangkan charisma yang baik pula. 

Minggu, 04 Oktober 2015

Riwayat Daniel

Pembicara: Ibu Pdt. Keintjem

Daniel 1:1-2
1 Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. 2 Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.








Ini adalah suatu riwayat dari pengalaman tokoh yang ada firman Tuhan yaitu Daniel. Daniel yang terkenal karena kisahnya didalam gua singa adalah seorang yang taat dan takut akan Tuhan sehingga dalam perjalan hidupnya selalu didampingi oleh Tuhan.

Jauh sebelum kisah gua singa yang dialaminya, Daniel mengalami pertolongan Tuhan karena Daniel tetap takut dan setia akan Tuhan serta ia tidak menajiskan dirinya.

Diceritakan pada Daniel 1:1-20, pada awalnya tanah Yehuda yang dikuasai oleh Raja Yoyakim dikepung oleh raja babel raja Nebukadnezar sehingga kalahnya raja Yoyakim dan tanah Yehuda dikuasai oleh raja Nebukadnezar.  Raja Yoyakim adalah raja yang menyembah Tuhan namun raja Nebukadnezar ini berbeda karena ia menyembah dewa – dewa sehingga kehidupan di kotapun berubah oleh karena raja Nebukadnezar yang berkuasa disana.

Kemudian suatu saat sang raja mencari pegawai – pegawai istana yang terbaik, gagah, dan pintar.  Hingga singkat cerita terpilihlah Daniel dan teman – temannya yaitu Daniel, Hananya, Misael dan Azarya, yang kemudian Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.

Daniel dan teman – temannya adalah orang – orang yang berasal dari Yehuda dan mereka menyembah Tuhan, mereka takut dan setia akan Tuhan bukannya dewa – dewa. Disana Daniel dan teman – temannya dididik oleh pelatihan istana dan karena mereka didapatinya sangat kurus kering makadiberi santapan hidangan istana dan minum – minuman anggur, supaya mereka didapatinya menjadi kuat dan bertenaga.

Tetapi karena Daniel dan teman – temannya tersebut mengerti akan firman Tuhan maka mereka tidak mau menerima hidangan tersebut dan memilih sayur – sayur sebagai makanannya dan air putih sebagai minumnya. Hingga pada akhirnya singkat cerita meski hanya sayur – sayuran dan air putih tanpa santapan hidangan raja mereka bisa didapati oleh raja Nebukadnezar menjadi berkata tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja.

Saudara kisah ini memang cukup panjang, namun jika kita kaitkan dengan kehidupan sehari – hari maka ada kaitanya dengan kisah ini. Kita memang bukan Daniel, namun kita adalah Daniel – Daniel rohani.

Dalam kehidupan sehari – hari terkadang Tuhan mengizinkan sesuatu yang buruk terjadi seperti yang dialami oleh tanah Yehuda yang diserahkan kedalam raja Nebukadnezar yang menjadi penyembah berhala. Namun semua itu adalah bagian dari rencana Tuhan, karena rencana Tuhan memang terkadang tidak sesuai dengan harapan.

Namun saudara jangan takut dan jangan kuatir, karena saudara – saudara adalah Daniel – Daniel rohani, yang menyembah Tuhan, yang takut dan setia akan Tuhan dan mengerti akan firman Tuhan. Belajar dari kisah Daniel dimana dalam keadaan terjepit Daniel tidak takut dan tidak mau mengikuti arus serta ia tetap setia akan Tuhan, sehingga ia berhasil melewati tantangan itu.

Karena janji Tuhan bagi orang – orang seperti Daniel adalah ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka. (Amsl 1:33), namun yang terjadi bagi orang – orang yang sebaliknya maka Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. (Amsl 1:28-29).


Sebab permulaan hikmat dan pengetahuan adalah takut akan Tuhan namun orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Amsl 1:7).

Minggu, 27 September 2015

Iman yang Mati Berlawanan dengan Iman yang Hidup

Pembicara: Pdt. David


Yohanes 14:12-17


14:12. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;





Hidup yang penuh dengan pilihan, ada yang baik dan ada yang pula yang buruk atau tidak baik, tinggal bagaimana seseorang memilihnya, mau yang buruk atau yang baik. Iman ada juga iman yang mati namun ada juga yang hidup.

Berbicara mengenenai iman maka seseorang harus mempercayai hal yang tidak terlihat. Sebab iman memang tidak memiliki wujud namun menurut firman Tuhan iman adalah bukti dan dasar dari hal yang tidak terlihat atau tidak kelihatan (Ibr 11:1).

Selanjutnya Iman juga harus disertai dengan perbuatan karena iman tanpa perbuatan adalah mati dan perbuatan tanpa iman adalah sia – sia. Dengan demikian iman yang hidup adalah iman yang disertai dengan perbuatan. Kemudian dengan memiliki iman yang hidup maka dapat melakukan pekerjaan – pekerjaan yang besar.

Iman timbul dari pendengaran akan firman Tuhan. Untuk memiliki iman yang hidup, pertama seseorang harus mendengar akan firman Tuhan dan mengerti firman Tuhan, sehingga orang tersebut tidak bisa di goyahkan oleh apapun. Termasuk ketika ia masuk kedalam masa – masa sulit, ia tidak bisa digoyahkan sebab ia memiliki iman yang hidup, karena ia mengerti akan firman Tuhan yang telah ia dengar.

Dengan iman maka seseorang dapat diselamatkan. Sebab keselamatan bukan karena hasil usaha sendiri melainkan karena kasih karunia (Ef 2:8).

Kemudian iman yang mati, adalah iman yang tidak akan menghasilkan apapun bagi orang itu. Iman yang mati tidak akan pernah berbuah. Ibarat perumpaan benih, maka benih – benih iman itu tumbuh ditempat yang berbatu dimana lokasinya penuh dengan bebatuan. Sehingga tidak memungkinkan untuk berkembang. Artinya bahwa orang itu sama – sama dengan mendengar firman Tuhan dan beriman kepada Tuhan namun beda – bedanya ia tidak mengerti akan firman Tuhan sehingga ketika ia mengalami himpitan maka ia dengan mudah akan meninggalkan imannya.

Akhir – akhir ini mulai masuk dalam kondisi akhir zaman, kondisi – kondisi yang menyusahkan dan menyulitkan bagi semua orang. Maka dari diperlukan iman yang hidup, iman yang berbuah dan menghasilkan. Serta jangan lupa peliharan iman itu sampai akhir karena tidak setiap orang – orang yang berseru akan diselamatkan melainkan ia yang melakukan kehendak Bapa (Mat 7:21-22).


Hingga pada akhirnya ingatlah dan percayalah akan firman Tuhan berikut “dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." 

Minggu, 20 September 2015

Setiap Nama yang tidak Tertulis maka Dilemparkan Kedalam Api

Pembicara: Pdt. David


Wahyu 20:15

Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.






Setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu, demikianlah yang tertulis dalam firman Tuhan.

Saat – saat ini adalah dimana saat akhir zaman, dimana tidak nama lagi Yesus akan datang mengangkat setiap orang yang percaya. Banyak hal telah terjadi seperti peperangan dan berita – berita lain yang aneh – aneh dimana hal – hal yang belum pernah terjadi sebelumnya akan terjadi, karena memang sudah tertertulis dalam firman Tuhan, dimana Tuhan akan menggenapi semuanya (2 tim 3:1-5).  

Maka dari itu menjadi penting jadinya untuk nama kita bisa tercatat dalam kitab kehidupan itu. Tidak bisa sembarangan orang tercatat dalam kitab kehidupan itu, karena itu berbicara mengenai keselamatan.

Orang – orang yang bisa tercatat dalam kitab kehidupan adalah orang – orang yang bisa memelihara imannya dan kekudusannya hingga akhir. Orang – orang yang mendengar suara Tuhan dan dengan setia melakukanya, sebab janji Tuhan jika seseorang mendengarkan suara-Nya dan melakukannya dengan setia maka Tuhan akan mengangkat orang menjadi kepala itu dan segala berkat yang menjadi bagiannya akan dinyatakan dalam kehidupannya (Ul 28:1-13). Namun bagi yang sampai saat ini masih meremehkan firman Tuhan dan tidak taat maka akan menanggung akibatnya sendiri.

Berbicara kitab kehidupan berarti berbicara daftar orang-orang yang dapat masuk dalam kerajaan surga. Sebagai contoh perumpamaan maka ada kisah mengenai seorang orang muda yang kaya yang bertanya apa aja syarat masuk surga yang terdapat Matius 19:16-23.

Dimana dalam kisah tersebut orang kaya tersebut berkata kepada Yesus demikian “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”. Jawab Yesus kepadanya Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Hingga singkat cerita bahwa semua hokum taurat sudah dia lakukan namun Yesus berkata lagi kepadanya bahwa "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Lantas setelah mendengar itu orang itupun pergi. Hingga pada akhirnya Yesus berkata kepada murid – murid-Nya "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."


Jadi pada akhirnya bahwa saat – saat ini adalah saat – saat akhir zaman dimana yang tertulis dalam 2 tim 3:1-5 sudah terjadi. Sudah banyak pula berita – berita yang menggemparkan tersiar di Tv. Janganlah heran dan janganlah takut karena memang harus terjadi. Maka dari itu sudah waktunya seseorang harus bisa memelihara imannya dan kekudusanya dengan melakukan firman Tuhan dengan setia hingga pada akhirnya nanti ketika Tuhan datang, Ia tidak mendapati dengan kondisi cacat melainkan dengan kondisi tiada cacat sehingga nama kita bisa tercatat dalam kitab kehidupan.

Minggu, 13 September 2015

Jadilah Teladan

Pembicara: Bpk. Jusuf


1 Timotius 4:12

Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.







Jadilah teladan dalam segala hal, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Demikianlah yang tertulis dalam 1 tim 4:12.

Sebagai orang Kristen kita harus bisa menjadi teladan bagi orang disekitar kita, teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, dan kesucian. Teladan berarti yang terbaik. Artinya orang yang menjadi teladan adalah orang yang dianggap terbaik diantaranya yang lainnya. Namun menjadi teladan tidaklah mudah. Untuk menjadi teladan orang tersebut harus menjaga perkataan dan tingkah laku kita. Untuk itu mari kita bahas bagaimana menjadi teladan dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Sesuai yang tertulis dalam 1 tim 4:12.

Pertama adalah teladan dalam perkataanmu, ingatlah bahwa lidah tidak bertulang, sehingga apapun bisa diucapkan, bisa jadi perkataan yang diucapkan seseorang itu memberkati atau mengutuk orang lain. Ataupun perkataan yang dikeluarkan seseorang bisa menyenangkan orang disekitar atau menyakiti bahkan melukai hati orang yang disekitarnya. Maka dari itu jagalah perkataan kita, pikirkan dulu setiap kata yang mau dikeluarkan jangan sampai menyakiti bahkan melukai hati oranglain. Dengan demikian orang tersebut bisa menjadi teladan dalam perkataannya

Kedua adalah teladan dalam tingkahlaku. Tingkahlaku dan perbuatan bisa dilihat oleh orang lain, bahkan terkadang bahwa seseorang itu dinilai dari tingkahlakunya, apakah ia itu baik ataukan buruk. Sebagai orang Kristen maka seseorang itu harus bisa menjaga tingkahlaku kita agar jangan merugikan seseorang. Dengan menjaga tingkahlakunya maka orang tersebut bisa menjadi teladan dalam tingkahlakunya

Ketiga adalah teladan dalam kasih. Dengan kasih maka ada kehangatan. Cara untuk meenjadi teladan dalam kasih adalah dengann meneladani Allah yang penuh kasih. Dengan demikian orang tersebut bisa menjadi teladan dalam perkataannya.

Keempat adalah teladan dalam kesetiaanya. Kesetiaan adalah sangat penting dalam suatu hubungan, Allah kita adalah Allah yang setia, maka dari itu marilah kita juga setia kepada Allah.


Terakhir adalah kesucian, kesucian berarti juga kekudusan. Banyak orang di zaman ini telah kehilangan kesucian dan kekudusannya. Maka dari itu seseorang harus bisa menjaga kesucian dan kekudusan. Karena tanpa kesucian dan kekudusan tidak bisa melihat Allah demikianlah firman Tuhan. 

Minggu, 30 Agustus 2015

Akulah Pokok Anggur

 Pembicara: Ibu Pdt. Keintjem

Yohanes 15:1-8

1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

     










Akulah pokok anggur yang yang benar dan Bapakulah pengusahanya demikianlah firman Tuhan dalam Yohanes 15:1. Yesus adalah pokok anggur yang benar itu dan kita adalah ranting-rantingnya. Sebagai ranting sudah pasti harus menyatu dengan pokok anggur itu dan tidak lepas dari pokok anggur itu.

Setiap hari ranting itu dibersihkan untuk lebih banyak berbuah (Yoh 15:2). Suatu proses pembersihan tidaklah enak dirasakan. Namun hal ini dilakukan untuk kebaikan yaitu supaya lebih banyak berbuah. Sebagai manusia dalam kehidupannya akan menghadapi persoalan, sakit penyakit atau apapun yang tidak mengenakkan. Hal itulah yang dinamakan pembersihan itu.

Selanjutnya sama seperti ranting yang tidak bisa lepas dari pada pokoknya demikian kita sebagai manusia tidak bisa lepas dari Tuhan atau dengan kata lain kehidupan kita tidak bisa lepas dari Tuhan. Kita butuh Tuhan dalam kehidupan kita. Karena diluar Tuhan kita tidak bisa apa – apa. Samahalnya dengan firman Tuhan dalam Yohanes 15: 4-5 dimana tertulis 4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 5Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Dalam firman Tuhan yang lain apabila kita tetap mengandalkan Tuhan dalam kehidupan kita, maka kita itu seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air (Maz 1:1-3). Akan tetapi jika kehidupan kita lepas dari pada Tuhan maka akibatnya adalah kehancuran. Hal itu sama seperti ranting yang lepas dari pokoknya, yang dipungut dan dibuang ke dalam api untuk dibakar.

Jadi kesimpulannya dalam kehidupan ini kita butuh Tuhan dan tidak mungkin kehidupan ini lepas dari Tuhan hal itu karena Tuhan itu adalah pokok anggur-Nya dan kita itu seperti ranting-ranting. Yang dimana ranting-ranting itu tidak mungkin lepas dari pokoknya. Kemudian sebagai ranting, setiap itu dibersihkannya, dibersihkan itu tidak enak, mungkin jika bisa berbicara maka pohonpun tidak mau dibersihkan sebab proses itu tidak enak. Namun tujuan dari proses dibersihkan itu untuk bisa lebih banyak menghasilkan buah. Masalah bisa terjadi, sakit bisa terjadi, namun janji Tuhan adalah Yoh 15:7 15:7 yaitu  Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Minggu, 23 Agustus 2015

Mengisi Kemerdekaan yang sudah Tuhan Berikan

Pembicara: Bpk. Chandra

Merdeka….

ü  Galatia 5:1. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.

ü  Yohanes 8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."

ü  Roma 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Besok tanggal 17 agustus 2015 bangsa Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke 70. Merdeka dari penjajah, merdeka dari belenggu yang mengikat. Merdeka sendiri berarti suatu kebebasan. Bangsa Indonesia merdeka seharusnya sudah bisa merdeka dari kemiskinan dan kebodohan, meski memang kenyataanya belumlah demikian.

Orang Kristenpun sudah dimerdekakan, merdeka dari dosa alias bebas dari belenggu dosa. Semua itu karena hasil karya yang dilakukan oleh Tuhan Yesus di Kayu Salib. Karena kita sebagai orang Kristen telah merdeka, lantas apakah yang harus dilakukan oleh kita sebagai orang yang telah dimerdekakan oleh Tuhan. Yang dilakukan untuk mengisi kemerdekaan ini adalah dengan bekerja.

Mengapa harus bekerja, mengapa demikian?. Secara bahasa sehari – sehari sudah pasti untuk memenuhi kebutuhan baik itu kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan psikologis. Secara Alkitabiah alasan mengapa orang harus kerja itu karena perintah Tuhan.

Selanjutnya sebagai orang Kristen kita dituntut bukan asal – asalan dalam bekerja, namun harus bisa memberikan yang terbaik dari yang terbaik yang bisa dilakukan. Maka dari itu untuk bisa memberikan yang terbaik itu dibutuhkan suatu hal yang namanya kerajinan atau rajin (Amsl 10:4). Lantas bagaimana jika kita menjadi malas dan tidak mau bekerja?. Maka akibatnya hidupnya menjadi tidak teratur, tidak tertib (2 Tes 3:11), pengen tau urusan orang lain ( 2 Tes 3:11), dan tidak bisa menolong orang lain maupun dirinya sendiri (Luk 11:6). Bahkan firman Tuhan mengajarkan kepada para pemalas untuk belajar kepada semut yang rajin (Amsl 6:6-11).

Ciri-ciri orang mala situ diantaranya suka nunda-nunda (Amsl 20:4), paling suka nyari alasan (Amsl 22:13), suka buang – buang waktu (Amsl 6:9-11), dan bodo amat dengan sekitar, alias tidak peduli dengan lingkungan sekitar (Amsl 24:30-32).

Seperti yang tertulis diatas dimana sebagai orang Kristen kita dituntut bukan asal – asalan dalam bekerja, namun harus bisa memberikan yang terbaik dari yang terbaik yang bisa dilakukan. Maka dari itu untuk bisa memberikan yang terbaik itu dibutuhkan suatu hal yang namanya kerajinan atau rajin, selain rajin, bekerjalah, seperti bekerja untuk Tuhan maka dengan demikian maka seseorang akan dituntut untuk memberikan yang terbaik dari yang bisa diberikan.

Beberapa sikap yang bisa diginakan dalam bekerja adalah kerja tulus (Ef 6:5-6), tanggung jawab dan tidak merugikan orang lain (Luk 16:12), bekerja tanpa bersungut-sungut (Fil 2:14), dan setia dengan perkara kecil (luk 16:10), serta jangan lupa berdoa sebelum bekerja (Mrk 1:35-39).      

Terakhir berikut ada beberapa tips kerja sukses. Tipsnya adalah kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas, berani menetapkan target, berani memulai dan memperjuangkan sampai sukses. Demikian dan terimakasih.


Minggu, 16 Agustus 2015

Hal Mengampuni dan Pertobatan

Pembicara: Pdt. David

Matius 6:14-15

14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."





           
Hal mengampuni adalah hal yang sering diberitakan oleh hamba-Nya. Hal mengampuni membutuhkan ketulusan hati yang paling dalam untuk melakukannya. Hal itu karena jika seseorang sudah mengampuni maka ia atau orang tersebut sudah mengampuni dan tidak mengingat-ingat lagi kesalahannya kepada orang itu. Itulah mengapa hal mengampuni tidaklah mudah.

Firman Tuhan dalam matius 6:14-15 tertulis bahwa 14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.". itu berarti ada suatu keharusan untuk seseorang bisa saling mengampuni dan memaafkan kesalahan.

Untuk bisa mengampuni kita butuh belajar dari sosok pribadi Allah yang mau mengampuni dosa atau kesalahan seluruh umat manusia. Allah mau mengampuni kesalahan dan dosa manusia itu karena Allah sangat mengasihi umat manusia. Seperti Bapa sayang anaknya demikianlah Allah itu mengasihi manusia (Maz 103:11-14).

Kemudian selain belajar untuk mengampuni kemudian hal kedua adalah pertobatan. Pertobatan adalah kembali kepada Tuhan dan jangan berbuat dosa lagi. Firman Tuhan dalam Mzm 51:3-6 ada suatu pernyataan yang meminta belas kasih dari pada Tuhan untuk mengampuni dosanya dan dalam wahyu 2:5 tertulis Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. Akan tetapi jika kita mengakui dosa dan dalam firman Tuhan di Kemudian sesuai firman Tuhan jika kita mengaku dosa maka Ia mengampuni dosa dan menyucikan kita (1 Yoh 1:9).

Kemudian jangan anggap remeh pengorbanan dari pada Tuhan,  hal itu karena dari pengorbanan Tuhan maka ada keselamatan  sesuai dalam roma 2:4 dimana disana tertulis Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?.