Jumat, 27 Februari 2015

Allah Turut Bekerja untuk Mendatangkan Kebaikan



Pembicara: Ibu Pdt. Keintjem

Roma 8:28-30
          28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.


Dalam setiap langkah kehidupan manusia, dalam setiap perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia, Tuhan Allah melihat dan mengetahui semuanya. S’bab Allah turut bekerja bersama untuk mendatangkan kebaikan, bagi mereka yang mengasihi Dia.
Jika kita melihat dari awal mula manusia ciptakan, sebelum manusia pertama yaitu Adam diciptakan dalam Kejadian 2:4-16, Tuhan sudah sediakan, siapkan semua yang dibutuhkannya, tinggal diusahakan semuanya oleh Adam (Kej 2:17).
Demikian pula kita semua orang yang mengasihi Tuhan, dari awal semula sebelum kita dilahirkan, dari awal hingga sampai akhirnya Tuhan sudah sediakan dan siapkan semua. Sekarang tinggal kita mau mengusahakannya atau tidak. Kalau tidak diusahakan maka gagal dan sia-sia, namun jika mau diusahakan maka akan berhasil.
Namun dalam setiap usaha yang dlakukan, lakukanlah bersama dengan Tuhan, s’bab jika dilakukan sendiri maka hasilnya akan sia-sia. Hal ini sama seperti pernyataan yang berikut “iman tanpa perbuatan mati, perbuatan tanpa iman adalah sia-sia, yang berarti untuk mendatangkan kesuksesan dalam setiap usaha kita hendaknya disertai dengan iman, iman kepada Allah.
Saudara mungkin sering merasa dalam setiap usaha-usaha yang saudara lakukan tidak pernah berhasil dan ingin merasa merasa menyerah dan menyudahi usaha ini. Namun saudaraku sebaiknya janganlah berhenti untuk berusaha, jangan pernah berhenti untuk percaya dan berdoa. S’bab sesungguhnya saudara dalam setiap usaha yang saudara lakukan itu Tuhan beserta dengan saudara. Meskipun memang harus gagal, janganlah menyerah, s’bab jika saudara menyerah, saudara tidak akan pernah melihat rencana Allah yang indah yang sudah Tuhan siapkan bagi saudara semua. S’bab kegagalan hanya bagian dari rencana Allah untuk membimbing saudara menuju kepada keberhasilan itu.  
Hingga akhirnya saudara percayalah dalam setiap langkah, usaha, perbuatan yang saudara lakukan Allah ada, Allah melihat, dan Allah menyertai. Namun jika harus mengalami gagal, jangan pernah menyerah, namun tetaplah berusaha dan berdoa hingga akhirnya berhasil. S’bab ingatlah bahwa Tuhan sudah menyediakan, siapkan, namun diperlukan usaha kita sbab Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan.

Jumat, 20 Februari 2015

Kasih = Valentine



Pembicara: Bpk. Chandra

1 Yoh 4 : 7-8
7Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 8Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

          Pada tanggal 14 Februari 2015 kemarin semua orang merayakan hari valentine atau hari yang identik dengan hari kasih sayang. Kasih adalah suatu bentuk perhatian yang kuat kepada yang lain. Namun saudara dan saya sebagai anak – anak Tuhan perlu melakukannya setiap hari dan bukan hanya sekadar merayakannya saja. Hal itu karena ajakan firman Tuhan, hukum Tuhan (Hukum Kasih),  dan kasih adalah hal yang paling besar diantara iman dan pengharapan, s’bab kasih menutupi banyak dosa.
            Dalam firman Tuhan 1 Yoh 4:7-8, dimana tertulis suatu ajakan bahwa marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Kemudian dalam Matius 22:36-40 mengenai Hukum Kasih, dimana dalam kedua hokum inilah tergantung seluruh kitab para nabi. Selanjutnya dalam 1 Kor 13:13 tertulis Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Berdasarkan hukum kasih jelas kasih kita itu tertuju untuk mengasihi Allah dan kepada manusia. Kasih kepada manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu sabar, murah hati, tidak sombong, tidak cemburu, tidak melakukan hal yang tidak sopan, tidak egois, tidak pemarah, tidak bersukacita karena ketidakadilan, menutupi segala sesuatu, percaya dan mengharapkan segala sesuatu hanya kepada Tuhan, dan sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih itu sabar, berarti kita harus menguasai diri, tidak menuruti emosi dan mengendalikan diri menjadi orang yang sabar. Kasih itu murah hati, yaitu suka memberi dan memperhatikan kepentingan orang lain, tanpa pamrih. Kasih itu tidak sombong, hal itu berarti tidak sombong dan memegahkan diri sendiri, selalu mengucap syukur atas anugerah Allah dalam kehidupan kita dan memuliakan nama Tuhan. 
Kasih itu tidak cemburu, hal itu berarti mempunyai jiwa yang besar, tidak picik, mau mengerti otang lain dan menghargai orang lain. Kasih itu tidak melakukan hal yang tidak sopan, hal ini berarti juga menghargai dan menghormati Allah. karena kita adalah bait Allah yang kudus, oleh karena itu jagan kita mencemarkan diri kita dengan hal-hal yang tidak sopan, tetapi harus selalu menjaga kekudusan, karena kita diciptakan sesuai dengan gambar Allah yang adalah kudus. Kasih itu tidak egois, hal itu berarti tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Kasih itu tidak pemarah, hal itu berarti dapat mengendalikan diri dan selalu siap memaafkan orang lain dan dari mulut kita senantiasa keluar kata-kata yang memuliakan Allah dan memberkati orang lain. Kasih itu tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran, tidak bersukacita diatas penderitaan orang lain. Kasih itu menutupi segala sesuatu, hal itu berarti tidak mengingat-ingat kesalahan orang lain, mata kita selalu tertuju pada Allah. 

Kasih itu percaya dan mengharapkan segala sesuatu hanya kepada Tuhan, karena Dialah sumber segala sesuatu, kita hanya mengandalkan Tuhan Yesus saja dalam iman, pengharapan dan kasih. Kasih itu sabar menanggung segala sesuatu, karena didalam yesus, segala perkara dapat kita tanggung. Karena kita adalah orang-orangyang ditakdirkan untuk menang bahkan lebih dari pemenang, sebab Yesus sudah menang. 

Kemudian kasih kepada Allah dilakukan dengan cara menuruti perintah Tuhan (Yoh 14:15), tidak melakukan hal yang Allah tidak suka (Mzm 97:10a), dan mengutamakan Tuhan (Mat 10:37).

Jumat, 13 Februari 2015

Garam & Terang Dunia

Pembicara: Bpk. Jusuf    

Matius 5:13-14
13 ”Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 14 Kamu adalahn terang dunia. Kota yang terletak diatas gunung tidak mungkin tersembunyi.


        Garam dan terang dunia, firman Tuhan yang sudah sering dibawakan atau sudah sering saudara dengar atau mungkin baca. Garam dan terang dunia berarti saudara mempengaruhi situasi dan orang bukan dipengaruhi oleh orang lain ataupun situasi. Mungkin agak mudah menjaga agar tidak dipengaruhi oleh orang namun menjaga agar tidak terpengaruh oleh situasi adalah hal yang cukup sulit.

            Dunia ini memang gelap dan sedang menuju kepada kehancuran dengan segala kemajuan yang ada. Namun anak – anak Tuhan yang masih ada dalam dunia disebut oleh Tuhan adalah terang dunia, dimana terang itu memberikan cahaya, menerangi setiap orang (Yoh 1:9). Artinya bahwa dunia ini dengan segala keadaan dan situasinya sedang menuju kepada kehancurannya sendiri, dengan segala tingkah laku manusia hal itu adalah kegelapan, hal itu karena segala tingkah laku yang ada adalah tidak benar dihadapan Tuhan, namun anak-anak Tuhan adalah terang bagi yang lain, dimana anak-anak Tuhan dipandang sebagai contoh atau pedoman bagi sesamanya, dalam tingkah laku, perbuatan dsb. Bahkan firman Tuhan mengambarkan bahwa jalan orang benar itu seperti cahaya yang bertambah terang hari ke hari (Amsl 4:18).

            Saudara seperti yang selalu dikatakan dalam firman Tuhan, setiap nafas yang ada, setiap hari yang saudara bisa nikmati adalah kesempatan, kesempatan untuk berbuat baik terhadap sesama seperti ajakan yang tertulis dalam Galatia 6:10. Hal itu karena saudara-saudara digambarkan oleh firman Tuhan seperti surat – surat Kristus yang ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup (2 Kor 3:3).


            Hingga akhir kata saudaraku intinya adalah janganlah menjadi serupa dengan dunia melainkan berubahlah oleh pembaruan budimu sehingga saudara dapat mengerti kehendak Allah (Roma 12:2). 

Jumat, 06 Februari 2015

Menjaga Iman

Pembicara: Pdt Yopi

Yosua 1:1-2
1 Sesudah Musa hamba Tuhan itu mati, berfirmanlah Tuhan kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: 2 ”Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.

        Pada masa itu saat kepemimpinan musa telah berakhir, karena musa telah tiada, maka Tuhan berfirman kepada Yosua yang adalah abdi Musa untuk mengantikan Musa memimpin bangsa Israel menuju kepada tanah yang dijanjikan Tuhan. Kemudian untuk mencapai ke tujuan itu mereka akan menyebrangi sungai yordan dan dalam perjalanan itu Yosua memberikan pesan untuk tetap pada peraturan yang ada.
Saudara dalam kehidupan ini Tuhan adalah pemimpin hidup kita yang telah memberikan ketetapan dan peraturan – peraturan untuk ditaati dan dipatuhi. Namun pada kenyataanya didunia ini banyak orang yang malah melanggar setiap peraturan – peraturan yang ada. Namun firman Tuhan telah memberikan peringatan untuk bertindak hati – hati sesuai dengan hokum yang ada (Yosua 1:7,9).

Iman adalah bukti dari segala sesuatu dan Iman diberikan melalui pendengaran akan firman Tuhan itu sendiri. Saudara Tuhan memberikan Iman kepada setiap orang bertujuan untuk menguatkan dan menjadi dasar bagi setiap orang untuk tidak menjadi lemah dan dengan mudah tergoda akan setiap kondisi yang ada. Maka itulah pentingnya untuk menjaga iman saudara akan iman itu tidak menjadi lemah dan iman itu menjadi semakin kuat sehingga dalam keadaan apapun saudara dapat berkata Tuhan adalah penolongku. Aku tidak akan takut (Ibrani 13:3-6).


Selanjutnya Yosua dalam upaya untuk merebut kota Yerikho tidaklah langsung berperang dengan mereka melainkan mengamati setiap kondisi disana. Jadi saudara dalam menghadapi setiap kondisi yang ada atau setiap bujukan yang ada, janganlah langsung mempercayainya seratus persen melainkan lihat dan amatilah baik-baik agar saudara beruntung. Dan itulah yang dinamakan krisis iman.