Pembicara: dr. Ferry Darmawan
Serviks merupakan
bahasa medis, serviks biasa disebut
leher rahim atau ada yang menyebutkan mulut rahim. Serviks merupakan bagian
paling bawah dan terluar rahim yang membatasi rahim dengan vagina.
Kanker Serviks
adalah kanker yang terjadi pada leher rahim. Kanker Serviks ini merupakan kanker ginekologi yang paling umum pada
wanita. Pada awaln ya kanker serviks ini
tidak menimbulkan gejala, namun pada tingkat lanjut gejala yang terjadi mungkin
termasuk pendarahan dan keputihan.
Kanker Serviks
merupakan penyebab kematian ke dua setelah kanker payudara secara global. Kasus
yang terjadi telah mencapai 490.000 setiap tahun dengan angka kematian yang
disebabkan oleh penyakit ini mencapai 275.000 setiap tahun dinegara – negara
berkembang.
Di indonesia, dari 100.000 wanita pertahun sekitar 25- 40 orang telah terjangkit penyakit ini,
namun data ini belum termasuk orang – orang yang tidak datang ke fasilitas
kesehatan. Usia penderita penyakit ini kebanyakan adalah sekitar 35-50 tahun.
Kanker Serviks
disebabkan oleh virus Human Papiloma
(HPV) tipe resiko tinggi atau onkogenik. Beberapa faktor penyebabnya adalah
memiliki pasangan lebih dari 1, menikah diusia muda, memiliki banyak anak, dan
merokok. Namun tidak menutup kemungkinan seseorang yang tidak melakukan
beberapa hal diatas dapat terjauh dari penyakit Kanker Serviks ini, karena pada dasarnya semua orang yang pernah melakukan
hubungan seksual beresiko mengalami kanker Serviks.
Namun jangan khawatir karena penyakit ini dapat dideteksi
secara dini, dengan dua cara yaitu Pap Smear dan visual. Pap Smear adalah cara yang digunakan
untuk mendeteksi dengan cara melihat sel – selnya dan Visual adalah dengan cara
melihat ke Serviks dengan menggunakan
bantuan alat-alat tertentu.
Selain dapat dideteksi secara dini, penyakit ini juga
bisa diobati, karena perjalanan penyakit ini mempunyai masa 3-17 tahun untuk
dapat berkembang menjadi kanker Serviks maka
pengobatan pada lesi prakanker dapat mengangkat kelainan yang ada pada leher
rahim, pada stadium awal dapat dilakukan operasi, sedangkan pada stadium lanjut
dapat dilakukan radiasi atau kemoterapi.
Penyakit inipun dapat dicegah dengan cara bagi
para wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual dapat divaksinasi yang
dilakukan tiga kali, suntikan ke dua dilakukan setelah satu bulan suntikan
pertama, dan suntikan ke tiga dilakukan setelah enam bulan suntikan pertama.
Berdasarkan penelitian selama 17 tahun oleh para ahli, vaksinasi ini terbukti
ampuh untuk mencegah penyakit ini