Jumat, 22 Agustus 2014

Hidup Berbahagia dan Hidup Bemakna

Pembicara: Bpk. Chandra

Yohanes 15:2
2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

    
Hidup bermakna dan hidup berbahagia, semua orang ingin hidupnya bahagia, namun setiap orang juga harus bisa bermakna atau memberi makna.

Setiap orang pasti menginginkan hidupnya bisa bahagia dan berbahagia, tidak ada yang mau hidupnya tidak bahagia atau dirundung kesusahan, tapi apakah hidupnya sudah bermakna?. Lantas manakah yang lebih penting bahagia atau bermakna?.

Hidup bahagia, banyak diartikan orang, sebagai suatu kehidupan yang tanpa masalah dan segala-galanya bisa terpenuhi, namun tidaklah juga demikian, karena kehidupan yang berbahagia adalah kehidupan yang bisa dinikmati oleh orang itu dengan penuh ucapan syukur.

Berikutnya adalah hidup bermakna, hidup bermakna adalah kehidupan yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain, bila dilihat dalam Yoh 15:2, setiap orang harus bisa berbuah atau memberi manfaat. Artinya adalah Tuhan menciptakan manusia itu bukan tanpa tujuan atau sebuah arti, Tuhan menciptakan manusia sesuai rencana-Nya dan Tuhan ingin dalam kehidupan kita ini bisa memberikan makna atau berarti bagi yang lain.

Kehidupan ini memang singkat, tidak ada yang abadi, firman Tuhanpun berkata bahwa tujuh puluh tahun atau jika kuat, delapan puluh tahun. Karenanya hidup ini memang singkat, namun dalam singkatnya kehidupan ini kita harus bisa menikmati kehidupan ini agar bisa bahagia dan ‘tak lupa juga harus memberi makna atau bermakna bagi yang lain.  

Berikut adalah bagaimana caranya meraih hidup bermakna, pertama adalah mengucap syukur, mengucap syukur adalah awalnya, awal untuk bisa menikmati hidup dan bermakna.

Kedua adalah positive thinking, berpikir positif, adalah cara untuk selalu terhindar dari penyakit-penyakit yang bersumber dari pikiran, seperti stress dsb. Pikiran positiv sangat membantu untuk bisa menikmati hidup dan berpikiran tenang.

Ketiga adalah empati, nah inilah kata kunci dari hidup bemakna, empati berbeda dengan simpati, simpati hanya merasakan saja, namun empati ada suatu tindakan untuk menolong.

Ke empat adalah mendahulukan yang penting, artinya sebelum melakukan segala sesuatu pikirkan itu penting atau tidak perlu dulu didahulukan, atau gampangnya dahulukan kebutuhan diatas keinginan.

Kelima adalah kebiasaan untuk melangkah, ya kebiasaan masih mempunyai keterkaitan dengan empati, yaitu tindakan yang perlu dilakukan bukan hanya sekadar omongan atau keinginan saja.

Ke enam adalah kebiasaan untuk menabur benih, menabur.... menabur dan menabur benih kebaikan, seperti firman Tuhan yang pernah dibawakan oleh Bpk. Pdt. David Minggu 20 Juli 2014.

Ke tujuh adalah jujur, jujur itu penting atau gampangannya mah katakan apa adanya. Bayangkan kalau semua orang didunia ini jujur, maka apakah yang akan terjadi....


Hingga akhirnya pikirkanlah bagaimana kita hidup sehari-hari sudah bermakna atau belum dan hitunglah hari-hari yang sudah kita lewati, agar memperoleh hati yang bijak (Mazmur 90:12). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar