Minggu, 25 Oktober 2015

Gerejaku, Rumahku

Pembicara: Bpk. Chandra

Efesus 2:19-22

19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Gerejaku, rumahku, demikianlah seharusnya. Artinya bahwa gereja kita bisa menjadi rumah kedua bagi kita. Rumah berbeda dengan hotel, karena hotel tidak bisa dimiliki hanya bisa disewa, namun rumah bisa dimiliki. Selain itu di hotel segala sesuatu disediakan secara praktis, cukup memanggil room service, namun dirumah segala sesuatu tidak bisa instans.

Gereja adalah tempat dimana orang – orang benar bersekutu, memuji dan membesarkan Tuhan, mendengarkan firman Tuhan. Maka dari itu sudah seharusnya gereja bisa menjadi rumah kedua karena setiap orang yang berbeda – beda karakter di pertemukan dan disatukan didalam suatu tempat yaitu gereja.

Selain itu mengapa gereja adalah rumah kedua bagi semua orang adalah karena fungsi gereja sama dengan fungsi rumah, dimana fungsi gereja adalah bisa menjadi pusat ketenangan jiwa, sumber energi, penyemangat, cermin, saling melengkapi dan tempat sarana memuji Tuhan.

Fungsi menjadi pusat ketenangan jiwa, sumber energi dan penyemangat adalah sebagai mana ketika seseorang merasa lelah adalah maka ketika orang tersebut kembali dirumah maka ia bisa menenangkan dirinya, melupakan semua persoalannya, dan akhirnya ia siap kembali untuk menghadapi hari esok. Demikian seharusnya gereja ketika seseorang dating ke gereja dengan penuh masalah dan persoalan serta mulai putus asa maka seharusnya ketika ia keluar dari gereja tersebut ia sudah siap kembali menghadapi masalahnya dan persoalanya.

Fungsi cermin dan saling melengkapi adalah sebagaimana dalam keluarga yang terdiri dari seorang bapa, ibu dan anak – anaknya mereka bisa saling mengingatkan dan saling membantu dan menolong serta melengkapi satu dengan yang lainnya, karena memang pada hakekatnya manusia memang tidak sempurna. Demikianlah seharusnya anggota atau seluruh orang yang ada dalam gereja tersebut bisa saling mengingatkan dan membantu serta melengkapi seorang akan yang lain, karena tidak ada satu orangpun yang sempurna, pasti ada kekurangannya dan kelebihannya.

Terakhir adalah sebagai sarana memuji dan membesarkan nama Tuhan. Hal itu sudah pasti karena gereja adalah suatu sarana atau tempat persekutuan.

Selanjutnya supaya gereja bisa memiliki fungsi tersebut maka dibutuhkan suatu perekat, perekat itu adalah komitmen, sebagaimana suatu batu – batu tidak akan bisa bersatu dan membentuk suatu bangunan maka suatu gereja tidak akan bisa menjalankan fungsi tersebut tanpa adanya suatu perekat. Perekat itu adalah komitmen.

Beberapa komitmen tersebut adalah kehadiran, pertumbuhan tanggungjawab, dan aktif melayani bersama. Komitemen pertama adalah kehadiran, dalam hal ini berarti hadir disetiap saat, bukan pada moment – moment tertentu saja. Kedua pertumbuhan, dalam hal ini ada dua pertumbuhan yaitu kualitas dan kuantitas, kualitas berarti berbicara mutu dan kuantitas berarti berbicara masalah jumlah angka. Ketiga adalah tanggung jawab, tanggung jawab bearti mendahulukan Tuhan diatas kepentingan pribadi. Terakhir adalah aktif melayani bersama, aktif melayani bukan berarti haruslah menjadi seorang pendeta atau pembawa firman Tuhan, banyak cara untuk melayani Tuhan, layanilah Tuhan seseuai dengan talenta masing – masing

Hingga pada akhirnya jika memang komitmen ini bisa dilakukan maka bukan tidak mungkin bahwa gereja kita Gereja GPdI Ekklesia Warung Buncit bisa menjadi rumah kedua kita dan saya harap di ulang tahun yang ke 29 tahun ini gereja ini bisa menjadi rumah kedua bagi semua yang membutuhkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar