Jumat, 28 Juni 2013

Membangun Keluarga yang Berkenan diHadapan Tuhan

Pembicara: Bpk. Chandra   

        Keluarga adalah sarana dalam Tuhan memberkati manusia. Melalui keluarga akan terasa suasana seperti suasana Surgawi. Tujuan Tuhan membentuk sebuah keluarga bukanlah hanya untuk pelampiasan nafsu daging semata, tetapi tujuan Tuhan membangun sebuah keluarga agar kasih Yesus itu menjadi nyata dan dapat dirasakan dalam sebuah keluarga.

Awalnya Tuhan membentuk sebuah keluarga adalah untuk memenuhi bumi dan berkuasa atas segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah seperti dalam firman Tuhan kejadian 1:27-28. Namun bukan hanya itu saja, melainkan supaya suasana Surgawi terasa dalam sebuah keluarga. Tentu saja akan terjadi jika keluarga yang dibangun itu berkenan dihadapan Allah.

Untuk membangun sebuah keluarga yang berkenan dihadapan Tuhan adalah harus dilandasi oleh Tuhan dan Kasih. Sesuai dengan firman Allah dalam mazmur 127:1 bahwa Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia – sialah usaha orang yang membangunnya…

Berikutnya adalah dilandasi dengan kasih, kasih itu adalah suatu ikatan yang mempersatukan dan kasih itu sabar, murah hati,  tidak cemburu, tidak sombong dan sebagainya serta menutupi segala sesuatu. (1 Kor 13:4-7).

Sama seperti yang pernah dibahas sebelumnya tentang keluarga dimana setiap anggota dalam keluarga tersebut memiliki peran dan kewajibannya masing – masing, baik itu suami, istri maupun setiap anak – anak yang ada.

Bagi para suami, kasihilah istrimu seperti dirinya sendiri dan tidak boleh berlaku kasar (kol 3:19 & Efesus 5:28), memenuhi kewajibannya sebagai suami (1 Kor 7:3), dan jangan menyakiti hati anak melainkan didiklah didalam Tuhan (Kol 3:21 & Efesus 6:4).

Bagi para istri, tunduk kepada suami sebagaimana seharusnya karena suami adalah kepala dalam sebuah keluarga (Kol 3:1, Efesus 5:22-23 & 1 Kor 11:3) dan menjadi penolong bagi kaum pria atau suaminya (Kej 2:18).

Bagi anak – anak, taati atau turuti dan hormati orangtua (Efesus 6:1-3).

Dalam sebuah keluarga haruslah dilandasi dengan kasih, firman Tuhan berkata kasih itu mengampuni, maka dalam sebuah keluarga haruslah bisa saling mengampuni, mengampuni terbatas pada hitungan jari maupun angka, tetapi mengampuni itu tidak terbatas, seperti Bapa di Sorga yang pengampunan-Nya tidak terbatas (Mat 6:12, 18:21-22, Markus 11:25-26).

Sebuah pernikahan atau awal mula dari sebuah dari terbentuknya sebuah keluarga itu adalah kudus dihadapan Allah. Keluarga yang berkenan di hadapan Allah adalah keluarga yang dilandasi oleh Allah atau firman Allah itu sendiri dan kasih didalamnya. Kemudian dalam sebuah keluarga janganlah saling berjauhan, melainkan saling berdekatan, saling mengasihi, dan ambilah waktu untuk berdoa bersama (1 Kor 7:4-5). Agar semua tau bahwa semua itu berasal dari pada Tuhan (Yoh 17:7).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar