Pembicara:
Ibu Pdt. Keintjem
Mat
27:46
Kira-kira
jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ”Eli, Eli, lama sabakhtani?
Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Dalam
kehidupan seseorang mengiring daripada Yesus akan ada masanya orang tersebut
akan merasa tidak berdaya dan serasa Yesus meninggalkan orang itu karena ia
merasa masalah yang menghimpitnya jauh lebih besar dari pada kuasa Tuhan. Hal
itu pernah dialami oleh Yesus sendiri pada masa dipuncaknya ketika Yesus
disalibkan, dimana Yesus merasa bahwa Allah Bapa meninggalkan-Nya. Tetapi pada
akhirnya Yesus menang karena Roh Allah yang ada didalam-Nya, sehingga Yesus
sanggup berkata biarlah kehendak-Mulah yang terjadi. Hal itu menandakan adanya
rasa syukur dalam hati akan segala kondisi yang terjadi, dan itulah yang Tuhan
mau dalam kehidupan seseorang.
Saudara
rencana Tuhan tidak akan pernah gagal atau dihalangi oleh siapapun. Rencana
Tuhan terhadap kehidupan seseorang pasti terjadi, pasti digenapi. Apa yang
sudah Ia rancangkan dalam kehidupan seseorang itu, Ia akan genapi semua, Ia
akan wujudkan-Nya semua, tanpa ada satu kuasapun yang menghalangi, apalagi
mengagalkannya.
Saudara dari semula atau dari sebelum
seseorang dilahirkan kedunia Allah sudah merancangkan kehidupan orang itu dari
awal atau kelahirannya hingga pada akhirnya atau kematiannya. Kematian memang
akhir dari segala sesuatu, setelah seseorang itu meninggalkan dunia maka ia
tidak ada artinya lagi sebab jiwanya sudah pergi kehadapan Allah Bapa, maka
dari itu selama hidup carilah terus Tuhan (Amos 5:6a).
Yesus
sudah bangkit, Yesus sudah menang atas maut, Yesus sudah tidak ada lagi di
kubur. Maka dari itu ada kemenangan, menang atas maut, menang atas masalah,
dibebaskan dari dosa, dan merasakan hidup yang penuh kelimpahan dan kemenangan
(Matius 28:8-10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar