Rabu, 05 Desember 2012

Saling Menolong dan Membantu


Pembicara: Pdt. Devid

Galatia 6:1-10
2)  Bertolong – tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.  9) Janganlah kita jemu – jemu berbuat baik, karena apabila sudah waktunya, kita akan menuai,  jika kita tidak menjadi lemah. 10) Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan – kawan kita seiman.

            Saling tolong – menolong atau saling membantu sudah seperti adat buadaya dari bangsa timur. Tetapi pada kesempatan kali ini tolong – menolong atau membantu bukan hanya sekadar sebuah adat buadaya bangsa timur semata tetapi merupakan salah satu hal yang Tuhan ajarkan dan perintahkan kepada umat – Nya.

            Pada kesempatan kali ini saling tolong  - menolong adalah seperti saling mengasihi, saling mengampuni, saling mengkuatkan dan menyelamatkan.
Tidaklah semua orang hidup menurut firman Tuhan. Kebanyakan dari setiap orang hidup menurut apa yang mereka inginkan. Dan apa yang mereka inginkan itu kebanyakan merupakan suatu pelanggaran di mata Tuhan.

Jika memang terjadi hal yang demikian maka sudah menjadi suatu tugas bagi saudara dan saya untuk mengembalikan jalan hidup orang tersebut dengan cara yang lemah – lembut. Lemah lembut sebenarnya identik dengan kasih. Berbicara kasih maka ingatlah akan firman Tuhan yang berkata bahwa “Kasihilah Musuhmu”. Karena dengan demikian saudara bisa menjadi terang bagi orang  - orang jahat (Matius 5: 44 – 48).

Setelah kasih maka berikutnya akan timbul suatu pengampunan. Ingatlah bahwa awal mula Tuhan menyelamatkan setiap orang yang percaya dengan mati diatas kayu salib adalah karena kasih. Jadi setelah kasih maka timbullah suatu pengampunan (Matius 6:12)

Kemudian setelah kasih, pengampunan maka berikutnya mengajaknya kembali ke dalam persekutuan sesuai dengan apa yang telah Tuhan perintahkan kepada setiap orang supaya makin giat beribadah (Ibrani 10:25). Maka dengan demikian saudara dan saya telah menyelamatkan satu jiwa, dan dengan menyematlkan satu jiwa tersebut maka telah menutupi banyak dosa (Yakobus 5: 19 – 20).

Jika tadi bahasan diatas adalah tugas bagi setiap orang yang percaya bagi orang lain. Nah bagaimanakah dengan diri sendiri. Jangan sampai saudara dan saya bisa ngebenerin hidup orang lain, tapi hidup sendiri malah berantakan. Lebih parah lagi jika buat orang lain malah menjadi batu sandungan dan hidup sendiri berantakan. Tetapi akan menjadi sempurna bila hidup sendiri teratur dan bisa juga ngebenerin hidup orang lain.


Terkait dengan diri sendiri maka ujilah diri sendiri (2 Korintus 13:5), ujilah pekerjaanmu (Galatia 6:4) dan awasilah dirimu dengan segala kewaspadaan (1 Timotius 4:16).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar