Efesus
2:19-22
19)
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan
pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota
keluarga Allah, 20) yang dibangun diatas dasar para rasul dan para
nabi, dengan Yesus sebagai batu penjuru.
Gereja GPdI Ekklesia adalah suatu tempat persekutuan
yang hidup dan sedang berkembang, dimana saat ini usianya sudah mencapai 28
tahun. Dalam mencapai usia yang sudah dikatakan dewasa, yaitu 28 tahun, tentu
sudah melewati berbagai fase yang ada.
Berbicara mengenai gereja, maka sesungguhnya bukan
hanya berbicara mengenai tempat, gedung, atau sebuah bangunan, melainkan
mengenai persekutuan (Mat 18:20).
Suatu persekutuan harus bisa hidup dan bertumbuh,
maka dari itu suatu persekutuan haruslah dibangun dengan baik dan benar, lantas
bagaimanakah caranya?.
Sebenarnya langkahnya cukup sederhana, setidaknya ada
4 cara yang bisa dilakukan. Ke empat cara itu adalah menjadikan semua menjadi
kawan sekeluarga, berpusat kepada Kristus, harus berperan dan mengambil peranan
sesuai talenta, dan selalu dan minta pengurapan dari Roh Kudus.
Pertama adalah menjadikan semua yang ada dalam
persekutuan itu adalah kawan sekeluarga bukan orang asing. Jika diperhatikan
dalam sekeluarga ada kesatuan, ada kebersamaan, dan kerukunan. Namun jika masih
orang asing maka ada keengganan untuk saling berbagi karena masih dianggap
orang lain. (Gal 5:22-27 & Efesus 4:31-32).
Kedua berpusat pada Kristus, itu berarti apapun yang
diceritakan atau dibagikan kepada sesama dalam persekutuan itu bukan kehebatan
diri sendiri, melainkan berkat dari Allah (Efesus 2:20).
Ketiga adalah harus berperan dan mengambil peranan
sesuai talenta masing-masing (Roma 12:4-8). Jika suatu persekutuan itu
diumpamakan kehidupan suatu tubuh manusia, maka didalam tubuh manusia pasti
semua yang ada didalamnya memiliki peranan dan fungsinya masing-masing.
Demikianlah setiap orang yang ada didalam suatu persekutuan itu mengambil dan
memiliki peranannya masing-masing
Terakhir dan yang terpenting adalah mintalah
pengurapan dari Roh Kudus, seperti Raja Daud, Rasul Paulus. (Kis 1:8).