Minggu, 07 Juni 2015

Pemulihan Hubungan Bapa dan Anak

Pembicara: Ibu Sintya Hani Tjen

Lukas 15:11-20
12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,



Hubungan antara Allah dan kita orang percaya saat ini adalah seperti hubungan antara Bapa kepada anaknya yang artinya tidak ada batasan lagi. Dahulu hubungan antara manusia dengan Allah terbatas, tetapi semenjak kematian Yesus diatas kayu salib maka hubungan antara Allah dengan manusia dipulihkan dan tidak ada batasan, bahkan seperti antara anak dengan bapanya, yaitu hubungan yang intim. Namun beberapa hal bisa merusak hubugan antara manusia dengan Allah, beberapa hal tersebut adalah tidak menghargai otoritas Allah, harta, gaya hidup.
Allah memiliki otoritas yang tinggi, tetapi kerap kali dengan pola perilaku manusia yang tidak menghargai otoritas Allah. Kemudian kerapkali seseorang datang kepada Tuhan, mencari Tuhan, berdoa untuk meminta berkatnya saja, tidak salah memang, akan tetapi kita meminta berkat itu tanpa melakukan sesuatu untuk Tuhan, tidak melakukan firrman-Nya, seperti yang digambarkan dalam perumpaan anak yang hilang dalam lukas 15:11-20 dimana sang anak meminta berkat yang memang menjadi haknya, tanpa melakukan sesuatu bagi Tuhan. Ada pula orang yang datang ke gereja hanya untuk mencari berkat-berkat saja, lagi-lagi tidak salah memang, namun orang tersebut lupa bahwa tujuan dari datang ke gereja adalah sebagai upaya untuk memperat hubungan dengan Tuhan.
Banyak orang yang hancur akibat dari pola perilaku yang salah seperti yang digambarkan si anak bungsu ini dimana setelah ia menerima berkatnya malah dihambur-hamburkan hingga akhirnya ia melarat, namun banyak orang juga yang dipulihkan oleh Tuhan hal itu karena ia menginstropeksi diri dan akhirnya orang tersebut sadar dan memilih berbalik kembali kepada hadirat Tuhan seperti yang digambarkan oleh si bungsu ini setelah ia hidup melarat, ia memilih berbalik kepada sang bapa dan mengakui dosanya.

Saudara karakter dari Bapa yang kita sembah yaitu Allah Bapa di surge adalah Allah yang penuh kasih setia, Ia mau menerima kita dengan tangan terbuka. Saudaraku berkat Allah memang menjadi bagian kita, menjadi hak kita. Akan tetapi jangan sampai dengan berkat-berkat Tuhan itu kita menjadi lupa dengan Tuhan sang pemberi berkat, apalagi jika kita meninggalkanya, sebab akibatnya adalah hancur. Kemudian bagi saat ini yang sedang mengalami penurunan, kehancuran, mulailah untuk menginstropeksi diri, berbalik, dan mengakui dosa dihadapan Tuhan, sebab saat ini adalah masa kemurahan Tuhan dan Ia mau menerima dengan tangan terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar